Kamis, 12 Desember 2024 bertempat di Ruang Rapat STAHN JAWA DWIPA telah berlangsung sebuah Seminar Hasil Penelitian dan Perkuliahan Umum mengenai “Tantangan Perguruan Tinggi di Masa Depan & Reviewer Hasil Penelitian STAHN JAWA DWIPA” yang dipimpin oleh Heri Purwanto S. S., M.Ag, selaku MC dengan panelis pertama Prof. Dr. Ida Bagus Gde Yudha Triguna, MS. dan Dewi Ayu Wisnu Wardani,M.Pd.H.
Hasil penelitian ini disusun oleh empat peneliti diantaranya, yaitu Dewi Ayu Wisnu Wardani, M.Pd.H, Setyaningsih, S.Ag, M.Si, Putu Budiadnya, S.Ag., M.Pd.H, dan I Wayan Putu Sari, S.TP., MP. Keempat peneliti ini telah berkolaborasi untuk menghasilkan penelitian yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam bidang yang mereka teliti.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh STAHN JAWA DWIPA yang dihadiri oleh Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga kependidikan. Kegiatan ini dibuat dengan tujuan untuk memotivasi Perguruan Tinggi Agama Hindu Negeri Jawa Dwipa dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Kegiatan yang pertama yaitu perkuliahan umum dengan Prof. Ida Bagus Gde Yudha Triguna, MS, menjelaskan istilah Maya meruapakan hal yang dekat dengan manusia dari segala sesuatu yang bersifat tidak tetap. Kedua, Beliau menyampaikan bahwa pentingnya mempersiapkan diri menghadapi perubahan berbasis nilai Agama dan Spiritual.
Merujuk pada Sarasamuscaya 4
Terjemahan :
Menjadi manusia adalah kelahiran yang paling utama. Karena hanya dengan menjadi manusia sajalah kebajikan/kebenaran dapat dilakukan, dan hanya dari kebajikan/kebenaran itulah kesengsaraan dapat dibenahi.
Selanjutnya, Beliau menyampaikan Motivasi Berprestasi yaitu “Orang bodoh dapat diajari dengan mudah, orang terpelajar paham hanya dengan sedikit diberi petunjuk, sedangkan orang yang memiliki sedikit ilmu pengetahuan merasa dirinya paling pandai, sehingga Dewa Brahma pun tidak dapat mengajarinya”. Lebih lanjut disebutkan “adalah masih mungkin mengambil permata dari pangkal gigi buaya, begitupun masih mungkin berenang menyebrangi lautan yang ombaknya ganas, masih mungkin mengalungi seekor ular yang marah, akan tetapi sungguh sulit mengubah orang bodoh yang memiliki kebiasaan buruk untuk menjadi baik” (Nitisataka, 2003: 1-3).
Selanjutnya, pembahasan mengenai hasil penelitian disampaikan oleh Dewi Ayu Wisnu Wardani, M.Pd.H, yang membahas pemanfaatan Candi Prambanan sebagai destinasi wisata budaya. Beliau menjelaskan bahwa Candi Prambanan memberikan dampak positif terhadap pelestarian warisan budaya serta penyampaian informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Hindu. Sebagai situs yang diakui oleh UNESCO, Prambanan menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat dunia. Pembahasan ini kemudian direview langsung oleh Prof. Ida Bagus Gde Yudha Triguna, M.S. Acara ditutup dengan sesi foto bersama.
Penulis : Ketut Dewi Kartika
Penyunting : Ida Setyawati