Perayaan Hari Raya Pagerwesi Di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa

Perayaan Hari Raya Pagerwesi Di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa

Rabu, 12 Februari 2025. Bertempat di Pura Widya Dharma telah dilaksanakan perayaan hari raya Pagerwesi oleh seluruh Mahasiswa, Dosen, dan seluruh Tenaga Kependidikan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa, Klaten, Jawa Tengah.

Hari Raya Pagerwesi ini merupakan salah satu Hari Raya umat Agama Hindu di Indonesia, yang diperingati setiap hari Rabu Kliwon wuku Shinta atau setiap 210 hari. Perayaan ini dilakukan untuk memuliakan Ida Shang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Shanghyang Pramesti Guru.

Persembahyangan yang dipimpin oleh Romo Wasi Sutoyo, dengan Reffy Frizta Dianti sebagai pembawa acara. Dalam rangkaian acara tersebut juga dibacakan sloka dari kitab bhagawad Gita V-6

‘saṁnyāsas tu mahā-bāho duḥkham āptum ayogataḥ,

yoga-yukto munir brahma na cireṇādhigacchati’

“Saṁnyās atau pelepasan diri pun sulit dicapai tanpa Yoga, wahai Arjuna. Sebaliknya, seorang bijak yang melakoni (Karma) Yoga, berkarya tanpa pamrih dengan penuh keyakinan, dengan mudah mencapai Brahman, Sang Jiwa Agung.”

Dalam acara tersebut ada pula samnbutan dari Prof. Dr. Drs Ida Bagus Gede Candrawan,M. Ag. Selaku Ketua STAHN Jawa Dwipa, Klaten, Jawa Tengah. Beliau menyampaikan bahwa pentingnya sebagai manusa harus eling dan selalu introspeksi diri “ini sebuah momen yang diberikan oleh Ida Shang Hyang Widhi Wasa agar kita sebagai manusia selalu eling/ingat, introspeksi diri, mulat sarira.

Ketua STAHN memberikan sambutan
Gede Agus Siswadi Memberikan Dharma Wacana

Dalam rangkaian tersebut juga di isi dengan penyampaian pesan dharma oleh Gede Agus Siswandi , M.Pd., M.Phil. Beliau menyampaikan pesan dharma apa itu makna dari hari Raya Pagerwesi. Hari Raya pagerwesi bermakna untuk memperteguh ilmu pengetahuan “di ambil dari lontar Sundarigama

Budha Kliwon Sinta ngaran Pagerwesi, Payoganira Sang Hyang Pramesti Guru.
Sang Hyang Pramesti Guru, Kairing dening Dewata Nawa Sanga, tumurun ngawerdiaken sarwa tumuwuh.

 yang memiliki arti ketika pagarwesi ilmu pengetahuan yang di berikan pada saat Saraswati kita perteguh sebagai komitmen dalam menggali dan melestarikan ilmu pengetahuan ”

penulis: Nugroho Wisnu Wicaksono
penyunting: Febri Dwi Prambodo
foto :atma

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *