Jelang perayaan Nyepi tahun 2025, umat Hindu di Kabupaten Klaten menggelar upacara Melasti pada hari Minggu, 23 Maret 2025, di Umbul Geneng, Kebonarum, Klaten. Upacara Melasti adalah ritual yang dilakukan umat Hindu menjelang Hari Raya Nyepi dengan tujuan untuk mensucikan diri dan alam dari energi negatif.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Klaten, Suparman, menyatakan bahwa “upacara Melasti merupakan upacara untuk mensucikan buana agung dan buana alit, yaitu alam semesta dan diri manusia.” Upacara ini ditandai dengan pengambilan air suci yang digunakan untuk membersihkan pura dan rumah umat Hindu.
Rangkaian upacara diawali dengan arak-arakan jempana dan gunungan yang dimulai dari Pura Tirta Buana Plueng, Kebonarum, Klaten, dan berakhir di Umbul Geneng, yang juga menjadi tempat pelaksanaan sembahyang. Arak-arakan ini diikuti oleh berbagai pura dari seluruh wilayah Kabupaten Klaten, masing-masing membawa jempana dan diiringi oleh kesenian ganjuran.
Di bagian depan arak-arakan, terdapat para wasi yang membunyikan genta, diikuti oleh pembawa bendera merah putih dan senjata Nawa Sanga dari STAH Jawa Dwipa Klaten, serta pembawa gunungan yang berisi hasil bumi. Kemudian, diikuti oleh jempana dari masing-masing pura dan umat Hindu yang turut serta.

Upacara Melasti tahun 2025 ini dipimpin langsung oleh empat pedanda dari Jakarta. Setelah arak-arakan berakhir, satu per satu jempana dan gunungan dibawa masuk ke area ritual di Umbul Geneng. Kegiatan dilanjutkan dengan seremonial pembukaan yang berupa persembahan tari gambyong.
Upacara ini dihadiri oleh ribuan umat Hindu dari seluruh wilayah Klaten, serta Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, yang turut hadir secara langsung. Dalam kesempatan ini, beliau memberikan sambutan dan menekankan pentingnya nilai toleransi. Sebelum melanjutkan ke ritual inti, terdapat penyampaian dharmawacana oleh Ida Pedanda Dharma Putra Paseban, yang memberikan pesan tentang kerukunan dan makna Hari Raya Melasti.


Upacara kemudian dilanjutkan dengan ritual inti yang diawali dengan Ngargo Tirto, diikuti oleh Mecaru, pembersihan (biokaon, durmanggala, prayassita, pangulapan), dan Nglinggihan Betara. Selanjutnya, dilakukan Aturan Banten dan Ayapan, serta persembahan Tari Laksita Murti, Banten Makelem, Tirta Panglukatan, dan Natap Banten. Setelah itu, dilanjutkan dengan persembahyangan bersama dan pemercikan tirta kepada seluruh umat. Upacara Melasti diakhiri dengan grebeg gunungan.
Penulis: Namaste Yoga Pramudita
Penyunting: Reffy Frizta Dianti