Temenan sama yang beda agama? Why not!

Temenan sama yang beda agama? Why not!

Masih banyak kasus intoleransi ditemukan di Jawa Tengah dan DIY oleh karena itu Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, bersama dengan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas Sanata Dharma, Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra, dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Jawa Dwipa Klaten didukung oleh The International Dialogue Centre KAICIID bekerja sama menyelenggarakan kegiatan  dengan tema “Peningkatan Kapasitas Mahasiswa Lintas Iman untuk Dialog Antaragama dan Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI) di Indonesia.”

Salah satu rangkaian dari kegiatan ini adalah Workshop dan Pelatihan I dengan tema “Dialog Antaragama untuk Perdamaian bagi Mahasiswa Lintas Iman”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10-11 Mei 2025 di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta perwakilan dari 7 kampus penyelenggara dan 5 agama, yakni Islam, Hindu, Kristen Protestan, Khatolik, dan Buddha.

 Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul 08.00 hingga pukul 08.20, pembukaan hari pertama ini dimulai dengan doa yang dipimpin oleh umat khatolik, setelah itu dilanjutkan dengan perkenalan dan getting to know each other, sharing pengalaman perjumpaan lintas agama, gambaran umum tentang dialog, lalu diakhiri dengan break makan siang dan beribadah. Hal yang menarik pada sesi pertama ini adalah adanya kegiatan udar prasangka, dimana masing-masing peserta menuliskan prasangkanya terhadap agama lain baik itu positif  maupun negatif lalu prasangka-prasangka tersebut akan akan diklarifikasi oleh agama yang bersangkutan. Sesi ini sebenarnya bukan sekedar ajang klarifikasi, namun bagaimana kita mengenalkan kepercayaan kita kepada agama lain serta bagaimana kita diberi kesempatan untuk mengenal agama lain.

Setelah makan siang kegiatan dilanjutkan dengan keberagaman, identitas dan persepsi mengenai keberagaman agama dan dinamikanya di Indonesia oleh narasumber Dr. Nina Mariani Noor, transformasi konflik dan pengembangan perdamaian I dengan sub topik: konflik dan manajemen konflik membahas tentang pemahaman terhadap konflik dan berbagi pengalaman tentang konflik dengan identitas agama, lalu ditutup pada pukul 17.00 dengan mengisi Pre Test dan doa. Sesi kali ini kami diberi penjelasan mengenai apa itu konflik lalu bagaimana kita mentransformasikan konflik ke arah positif. Pada hari pertama ini doa penutup dipimpin oleh umat Hindu.

Kegiatan pada hari kedua dimulai pada pukul 08.00 dengan pembukaan, doa yang dipimpin oleh umat buddha, dan riview materi hari pertama. Setelah itu acara dilanjutkan dengan transformasi konflik dan pengembanga perdamaian II dengan sub topik: intervensi konflik dan pengembangan perdamaian sesi ini membahas tentang konflik tanpa pengelolaan pendekatan dan pengelolaan konflik oleh narasumber Pendeta Wahju Satria Wibowo, Ph.D.

“kita terbiasa memandang konflik dengan negatif, namun pada kenyataanya konflik memiliki dua sisi yakni menguntungkan dan merugikan tinggal bagaimana kita mentransformasikan konflik itu menuju arah yang positif”

Lalu dialog antaragama dan antarbudaya dengan sub topik: teori dan praktik dialog antaragama dan antarbudaya, konsep desain dialog (I) dengan sub topik: elemen konteks dan fasilitasi, lalu diakhiri dengan istirahat makan siang dan ibadah.

Setelah istirahat acara dilanjutkan materi konsep desain dialog (2) dengan sub topik: elemen penting dalam dialog sesi ini diajarkan model zona, zona dialog, tips untuk kesuksesan dialog, dan Lesson learned, lalu dilanjutan merumuskan rencana tindak lanjut yang berisi penyusunan RTL dan World cafe, lalu ditutup dengan wrap up, pengisian post test dan doa penutup yang dipimpin oleh umat islam. Acara berakhir pada pukul 15.00 WIB.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat Indonesia khususnya Jawa Tengah dan DIY melalui generasi muda dapat menumbuhkan serta mengembangkan sikap toleransi baik antarumat beragama maupun kepada teman-teman disabilitas. Mari udari prasangka buruk terhadap agama lain dengan berdialog bersama bukan hanya karena setauku dan katanya serta kembangkan kebiasaan berteman tanpa memandang latar belakang agamanya.

Penulis: Ika Safitri

Penyunting: Reffy Frizta Dianti

Dokumnentasi: Panitia

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *