Pada momen Dies Natalis I dan Wisuda II STAHN Jawa Dwipa, awak media Samacara melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan acara dan perkembangan kampus. Berikut adalah hasil wawancara dengan tiga narasumber kunci:
1. Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si.
Tindak Lanjut Pengembangan Kampus STAHN Jawa Dwipa:
Sebagai lembaga baru, STAHN Jawa Dwipa memang menghadapi beban berat, terutama dalam hal penata kelolaan yang perlu dipertimbangkan. Pertama, terkait dengan sumber daya manusia (SDM), karena saat ini masih dalam masa transisi. Banyak program studi yang memerlukan SDM yang memenuhi persyaratan sesuai dengan undang-undang. Oleh karena itu, kami masih menggunakan tenaga pengajar yang sebelumnya tergabung dalam STHD Klaten, meskipun mereka belum berstatus pegawai negeri (ASN).
Untuk mengatasi hal ini, kami telah melakukan beberapa upaya. Pertama, kami melaksanakan ujian kompetensi (ujikom), tetapi belum banyak yang memenuhi persyaratan. Kami akan mencoba kembali bagi mereka yang ingin menjadi dosen di STAHN ini, sehingga ada kesempatan baru bagi mereka.
Kedua, dari sisi pengembangan kampus, kami merencanakan untuk memperluas lahan untuk pembangunan kampus baru pada tahun depan. Kami sedang mencari anggaran yang dapat digunakan untuk membeli lahan tersebut.
Ketiga, terkait dengan anggaran, mengingat bahwa anggaran kami masih terbatas, kami telah merencanakan pengembangan kampus baru ini harus terus berjalan. Kami juga melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah terkait dengan hibah tanah, meskipun hingga saat ini belum membuahkan hasil. Kami berharap dapat bersinergi sehingga pemerintah kabupaten dapat menyediakan lahan dan kami dapat menyediakan anggaran untuk pembangunannya.
2. Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Gede Candrawan, M.Ag.
Mengapa prodi Ilmu Komunikasi tidak mengikuti wisuda pada hari ini?
Perlu saya jelaskan bahwa prodi Ilmu Komunikasi tidak dapat mengikuti wisuda pada hari ini karena adanya aturan yang tidak memungkinkan, yang disebabkan oleh pemrosesan akreditasi. Kami masih menunggu asesemen lapangan (AL); borang sudah diajukan, dan saat ini kami tinggal menunggu pelaksanaan asesemen lapangannya.
Kami menargetkan bahwa prodi Ilmu Komunikasi dan Penerangan Agama Hindu akan diwisuda tahun ini, meskipun pelaksanaannya akan dilakukan di kampus. Namun, dalam prosesnya, terjadi dinamika di BANPT dan PDDIKTI. Di BANPT, prodi Penerangan Agama Hindu sudah terakreditasi, sementara di PDDIKTI, justru prodi Ilmu Komunikasi yang terakreditasi.
Hal ini menjadi pertimbangan kami untuk menunda wisuda, bukan karena tidak ingin melaksanakannya, tetapi demi menjaga legalitas. Jika kami memaksakan wisuda, hal itu dapat menimbulkan masalah legalitas ijazah, terutama terkait dengan nomor PIN, yang menjadi pertimbangan utama kami.
3. I Dewa Gede Yoga, S.Pd., M.Sos.
Siapa saja yang datang dan berapa banyak wisudawan yang di wisuda pada hari ini?
Jumlah Wisudawan dan Tamu Undangan: I Dewa Gede Yoga menginformasikan bahwa pada hari ini, wisuda dihadiri oleh 47 wisudawan yang berasal dari berbagai program studi, termasuk pendidikan agama Hindu, PGPAUD, PGSD, pendidikan seni, pariwisata, dan ekonomi Hindu.
Panitia wisuda juga mengundang sekitar 18-25 tamu undangan, termasuk pejabat penting seperti Dirjen Bimas Hindu, Bupati Klaten, Kajari, Koramil, Kapolres, serta tokoh-tokoh Hindu lainnya untuk menghadiri puncak acara.
Dengan demikian, momen Dies Natalis I dan Wisuda II STAHN Jawa Dwipa tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga menjadi refleksi atas tantangan dan harapan untuk pengembangan kampus di masa mendatang. (Tim Samacara)

Penulis: Amanda, Priska