Perayaan Pujawali Pura Randu Agung Klaten

Perayaan Pujawali Pura Randu Agung Klaten

Sabtu, 26 Oktober 2024 telah dilaksanakan perayaan pujawali di Pura Randu Agung Klaten. Prosesi pujawali dimulai pukul 18.00 WIB. Acara ini diorganisir oleh panitia pelaksana yang diketuai oleh Bapak Karyawan, dan dihadiri oleh seluruh umat Hindu di Klaten, mahasiswa STAHN Jawa Dwipa Klaten, serta beberapa tamu undangan lainnya.

Kegiatan pujawali dimulai dengan ritual Ngarto Tirto yang dipimpin oleh Ida Pandita, diikuti dengan pengresikan atau pembersihan. Selanjutnya, prosesi mendak bhatara dilakukan di petilasan Randu Lanang. Pemuda dari Persaudaraan Generasi Hindu Dharma (PGHD) Klaten turut mengiringi prosesi mecaru panca sata dengan baleganjur. Acara dilanjutkan dengan Pradaksina Daksina Linggih yang dipimpin oleh Farida Setyaningsih sebagai cucuk lampah, yang mengelilingi Padmasana sebanyak tiga kali. Setelah itu, dilaksanakan melinggihkan Daksina Linggih atau Ida Bhatara, serta pemujaan untuk pujawali, yang mencakup aturan banten dan ngayab banten. Persembahan Tari Gambyong dipentaskan oleh Putri Restu Narayani, Rianita Yuliastika, dan Susi. Acara ditutup dengan persembahyangan muspa, dilanjutkan dengan nunas tirta dan mebija.

Dalam rangkaian persembahyangan pujawali yang khidmat, dua sulinggih yang memuput acara tersebut diantaranya, Ida Pandita Dharma Putra Paseban dan Ida Rsi Agung Kusuma Nanda. Acara tersebut dipandu oleh Bapak Sumarwoto, yang bertindak sebagai pembawa acara, memastikan setiap tahapan berlangsung dengan lancar. Upacara ini dihadiri oleh sejumlah umat yang antusias, menciptakan suasana yang sakral dan mendalam. Peserta mempersembahkan doa dan berharap memperoleh berkah dan keselamatan. Dengan penuh rasa syukur, umat merasakan kedamaian dan kehadiran spiritual dalam setiap momen pujawali.

Susunan acara setelah sembahyang adalah sebagai berikut: Pembacaan Weda Wakya oleh Talang Dewa Yanti dan Ika Safitri, diikuti dengan laporan dari Bapak Karyawan selaku ketua panitia. Selanjutnya, sambutan yang disampaikan oleh Kapolsek Jatinom, Iptu Suwoto, sebelum acara Dharma Tula yang dipimpin oleh Ida Pandita Dharma Putra Paseban. Tema yang diangkat adalah “Makna Pelaksanaan Puja Wali dalam Meningkatkan Sradha dan Bakti,” diakhiri dengan sebuah refleksi pengingat bahwa

“Sebagai manusia, kita harus selalu jujur. Jika tidak bisa, jangan memaksa; namun jika bisa, jangan pura-pura tidak bisa.”

Sesi tanya jawab pada acara Dharma Tula dibuka dengan satu pertanyaan dari umat, yaitu Bapak Karman, yang menanyakan, “Apakah umat Hindu saat ini mengalami perkembangan atau pertambahan?” Ida Pandita menjawab bahwa, berdasarkan data, dari 33 provinsi, ada yang mengalami peningkatan dan ada pula yang mengalami penurunan.

Penulis dan informan: Reffy Frizta Dianti, Ika Safitri

Penyunting: Dharmayasa

Gambar: Reffy Frizta Dianti 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *